PT Brantas Abipraya (Persero) terus berkomitmen untuk memajukan pembangunan berbagai infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) agar dapat beroperasi sebelum perayaan HUT ke-79 RI pada bulan Agustus mendatang. Salah satu fokus utama adalah penyediaan infrastruktur dasar, termasuk pasokan air bersih di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. “Sebagai bentuk kontribusi aktif Brantas Abipraya dalam pembangunan IKN, khususnya di sektor infrastruktur air, kami telah menyelesaikan beberapa proyek, antara lain Bendungan Sepaku Semoi, IPA Sepaku, dan Embung KIPP,” ungkap Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya. Muhammad Toha Fauzi juga menambahkan bahwa air bersih merupakan salah satu tantangan besar di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi. Bendungan yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Juni 2024. Bendungan ini berfungsi sebagai sumber utama kehidupan di IKN, menyediakan air baku yang mendukung kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan infrastruktur di IKN. Dengan kapasitas tampungan mencapai 16 juta meter kubik, bendungan ini diperkirakan dapat menyuplai air baku sebanyak 2.000 liter per detik untuk IKN dan 500 liter per detik untuk Balikpapan. Selain itu, dalam konteks konservasi, Bendungan Sepaku Semoi juga berfungsi untuk menyimpan air selama musim hujan, yang kemudian akan digunakan sebagai pasokan air di musim kemarau, guna memastikan ketersediaan air yang stabil sepanjang tahun. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di IKN, Brantas Abipraya juga melaksanakan pembangunan 14 embung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN Nusantara. Ini merupakan salah satu langkah untuk mengatasi masalah luapan air hujan di kawasan Ibukota Nusantara. "Bangunan konservasi air berbentuk kolam ini dirancang untuk menampung air hujan serta air limpahan atau rembesan. Embung ini akan menyimpan air selama musim hujan, yang kemudian dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat terjadi kekurangan air," ungkapnya. Embung KIPP ini tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur konservasi air, tetapi juga memperindah kawasan KIPP. Selain itu, embung ini menyediakan air baku untuk keperluan non-minum, menurunkan suhu di sekitar KIPP, dan dapat berfungsi sebagai ruang rekreasi publik. Di samping embung, Brantas Abipraya juga membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sepaku. Bersama dengan BUMN Konstruksi lainnya, IPA Sepaku ini akan menjadi sumber utama air minum bagi seluruh penduduk di IKN. Sumber air di IKN ini dirancang untuk mengalirkan air bersih dengan kapasitas 300 liter per detik yang diambil dari Intake Sungai Sepaku. Pembangunan IPA Sepaku merupakan bagian dari komitmen Brantas Abipraya untuk meningkatkan infrastruktur dan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam penyediaan air bersih. Dengan debit pengaliran awal sebesar 150 liter/detik, kualitas air minum yang dihasilkan memenuhi standar internasional. Dengan serius menunjukkan peran aktif dalam pembangunan infrastruktur air di IKN, PT Brantas Abipraya (Persero) juga membangun jaringan perpipaan transmisi air minum untuk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku. Jaringan perpipaan ini berfungsi untuk mengalirkan air minum dari lokasi IPA menuju reservoir induk dengan kapasitas 2×6.000 m3, menggunakan pipa baja berdiameter 1.000 mm sepanjang 15,9 km. Selain infrastruktur air, Brantas Abipraya juga mengembangkan infrastruktur jalan di IKN, termasuk Jalan Bebas Hambatan Seksi 6B, Tol Seksi 3A Karangjoang-KTT Kariangau, serta Pembangunan Jalan Akses Kerja Sub BWP 1B 1C. Perusahaan BUMN Konstruksi ini juga bertanggung jawab atas Penataan Sumbu Kebangsaan yang dirancang dengan konsep Future Smart Forest City of Indonesia di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), serta pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Hunian Vertikal ASN, dan Hunian Modular TNI. Baru-baru ini, mereka meraih dua penghargaan MURI untuk pencapaian topping off tercepat dalam waktu 16 jam 3 menit 40 detik dan pembangunan tercepat dengan durasi 180 jam 3 menit 17 detik. "Pembangunan infrastruktur IKN akan kami percepat, setelah perayaan HUT RI, kami akan memastikan infrastruktur lainnya siap, disusun untuk menjamin kelancaran dan keberhasilan pencapaian tujuan yang diimplementasikan secara berkesinambungan dan terpadu, sehingga Ibu Kota Negara Nusantara dapat terwujud sesuai dengan konsep yang diinginkan, yaitu Smart Forest City," ungkap Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.
404